Jangan Panik! Ini Dia Tips Haji dan Umrah Untuk Wanita Haid
Wanita memiliki fitrah yang berbeda dengan pria, salah satunya yaitu harus mengalami yang namanya menstruasi atau haid setiap bulannya. Banyak hal yang tak bisa dilakukan oleh wanita ketika masa haid terutama dalam hal ibadah, karena salah satu syarat mengerjakan ibadah yaitu suci dari hadas serta najis. Sedangkan darah haid termasuk hadas besar, sehingga aktivitas ibadah bisa dilakukan saat seseorang sudah bersuci (thaharah).
Photo by Maria Teneva on Unsplash
Lalu, bagaimanakah bila seorang wanita yang sedang menunaikan ibadah haji dan umrah kemudian ia mengalami haid? Apakah hajinya sah, serta bagaimana cara mengatasinya? Mungkin sebagian dari kita belum mengetahui ilmu dan informasi yang lengkap tentang hal tersebut. Berikut akan diuraikan bagaimana cara mengatasi situasi seseorang yang haid ketika melaksanakan ibadah haji dan umrah.
Agar ibadah haji dan umrah semakin maksimal, yuk simak informasinya hingga akhir!
Bolehkah Melaksanakan Rangkaian Ibadah Haji dan Umrah Saat Haid?
Ketika melaksanakan ibadah haji maupun umrah, ada ritual ibadah yang tak boleh dikerjakan yaitu thawaf. Hal ini didasarkan pada hadits, dari Aisyah ia berkata, Nabi SAW telah bersabda,
“Lakukan apa saja yang dikerjakan oleh orang yang melaksanakan ibadah haji kecuali thawaf di tanah suci hingga engkau suci.” (HR. Muslim)
Dalam hadits Rasulullah yang lain menyebutkan, “Thawaf mengelilingi Ka’bah adalah shalat. Oleh sebab itu jangan banyak bicara di dalamnya.”
Dari hadits tersebut bisa disimpulkan bahwa thawaf yang merupakan salah satu rukun haji serta umrah, bentuk ibadahnya serupa dengan shalat, yang syarat sahnya harus dalam keadaan suci atau bebas dari hadas kecil ataupun hadas besar. Sedangkan haid termasuk ke dalam hadas besar, jadi harus menunggu suci untuk bisa mengerjakan thawaf.
Dalam hadits dari Aisyah yang lain, bunda Aisyah menceritakan pengalamannya saat perjalanan beribadah haji bersama Rasulullah, kemudian ia mengalami haid.
“Aku mengikuti haji wada’ bersama Rasulullah SAW, saat sampai di Makkah, aku mengalami haid sehingga tak bisa melakukan thawaf di Ka’bah dan tidak menjalankan rukun sa’i. Akupun menceritakan hal ini pada Rasulullah SAW, kemudian beliau bersabda, ‘Lepas gelunganmu, bersisirlah dan berniatlah ihram untuk berhaji’.” (HR. Bukhari)
Photo by Muhammad Faiz Zulkeflee on Unsplash
Jadi, yang diharamkan untuk dilakukan ketika wanita haid hanyalah rukun thawaf. Sedangkan bentuk ibadah yang lain seperti sa’i, wukuf di Arafah, bermalam di Mina dan Musdalifah tetap boleh dikerjakan.
Ada beberapa pendapat tentang pelaksanaan haji seorang perempuan ketika mengalami haid, terutama dalam hal thawaf tersebut. Menurut madzhab Syafii, seorang perempuan yang sedang haid boleh mengerjakan rangkaian ibadah haji kecuali thawaf, dan wajib menunggu hingga keadaanya suci baru melaksanakan thawaf.
Berbeda dengan madzhab Hanafi yang berpendapat bahwa mengerjakan thawaf harus dalam keadaan suci. Maka, apabila seorang wanita yang tengah haid melakukan thawaf, maka thawafnya sah namun harus membayar dam atau denda. Dalilnya adalah firman Allah, “Hendaknya mereka melakukan thawaf di sekitar Ka’bah.” (QS. Al-Hajj: 9)
Pendapat lainnya, apabila seorang wanita melaksanakan haji lalu ditengah-tengah haid, maka thawafnya boleh diwakilkan oleh orang yang telah melakukan thawaf. Pendapat terakhir, boleh dengan mengonsumsi obat yang dapat mencegah atau menghentikan haid untuk sementara waktu. Kemudian ia bersuci dan melakukan thawaf.
Hal yang Harus Dilakukan Agar Ibadah Haji dan Umrah Tetap Berjalan Lancar Saat Haid
Nah, agar ibadah haji Anda berjalan dengan lancar, ada beberapa hal yang harus Anda lakukan. Berikut tipsnya:
-Seorang perempuan yang mengalami haid ketika haji, mencoba untuk menerima dengan ikhlas ketentuan Allah yang terjadi. Menyadari betul bahwa hal tersebut merupakan ketentuan dari Allah, dan berusaha untuk meninggalkan larangan saat haid sebagai bentuk ketaatan kepada Allah.
-Memperbanyak dzikir kepada Allah, mengerjakan bentuk ibadah lain yang termasuk rangkaian ibadah haji yang dibolehkan dengan sungguh-sungguh contohnya sai, wukuf, mabit dan seterusnya.
-Jika memilih opsi untuk mengkonsumsi obat pencegah haid, pastikan darah haid benar-benar berhenti serta Anda dalam keadaan suci.
-Adapun yang memperbolehkan untuk tetap melaksanakan thawaf ketika haid, pastikan untuk membersihkan diri dan memakai pembalut yang aman agar darahnya tidak tercecer dan mengenai masjid.
Nah, itu dia beberapa hal terkait pelaksanaan haji dan umrah saat haid. Semoga dapat menambah ilmu dan informasi kepada Anda ketika mengalami hal tersebut sewaktu menunaikan haji atau umrah.